twitter
rss

Membaca brosur sebuah sekolah membuat kening saya berkernyit. “Sekolah model apa ini? Aneh” kata hati saya. Kontras dengan apa yang saya fikirkan, anak saya Fiqri justru berkata, “ Saya mau bersekolah di sekolah ini!”. Banyaknya tanda tanya yang bergelantungan di kepala, membuat saya terus menggali informasi tentang sekolah ini dan karena melihat semangat Fiqri yang tinggi akhirnya saya mengabulkan keinginannya bersekolah di sekolah tersebut.

Tak ada seragam putih – merah khas anak SD. Tak ada sepatu sekolah berwarna hitam dan kaus kaki berwarna putih. Yang ada hanya siswa – siswi berpakaian bebas layaknya pakaian mereka ketika sedang bepergian bersama orangtuanya. Kaki – kaki mereka pun “berhias” sepatu boots. Sekolahnya seperti berada di hutan.
 

Kondisi bangunan sekolah juga tak kalah aneh. Aneh karena tak berwujud seperti lazimnya sekolah yang ada. Jika di sekolah pada umumnya berbahan baku semen dengan polesan cat putih atau hijau ( mengikuti program CGH) maka sekolah “aneh” ini didesain sebagai gazebo (saung) yang terbuat dari kayu ulin. Dengan oksigen yang berlimpah dari pepohonan di sekitarnya membuat paru - paru mereka terjaga kesehatannya.

Selain berstatus sebagai sekolah aneh (menurut saya) ternyata sekolah ini termasuk juga dalam kategori sekolah langka karena di Pulau Kalimantan Timur hanya ada 2 sekolah model ini yaitu di Kota Balikpapan dan Kota Bontang. Sekolah ini bernama “ Sekolah Alam”.

Tujuan utama sekolah ini adalah untuk mencetak generasi bangsa sesuai dengan tujuan awal penciptaan manusia, yakni sebagai khalifah fil ardhi ( pemimpin di muka bumi).

Di sekolah ini, nilai akademis tidak menjadi hal yang paling dituntut kepada siswa - siswinya. Lantas, apa berarti mereka tidak serius dalam belajar dan tidak pintar? Tentu saja tidak. Bagaimana akan tercipta khalifah fil ardhi jika mereka tidak cerdas? Banyak orang intelek tapi tidak memiliki akhlak terpuji dan akidah yang mumpuni. Lihat saja para koruptor? Apakah mereka tidak pintar? Apakah nilai akademis mereka di bawah standar? Apakah mereka tidak pernah mengeyam pendidikan tinggi dan meraih berbagai macam gelar pendidikan?

Akhlak, akidah dan kecerdasan disinergiskan di Sekolah Alam. Ssst..sekolah ini punya panggilan khusus lho untuk anak didiknya, bukan anak - anak, bukan murid - murid, tetapi teman - teman. Lebih nyaman didengar, bukan?

Mereka dibekali kewirausahaan melalui market day dan cooking day yang menjadi pelajaran wajib di tiap kelas (Cooking Day khusus kelas 6). Harapannya, jiwa entrepreneur tumbuh dalam diri mereka sehingga kelak mereka tidak bergantung pada lapangan pekerjaan yang tersedia namun justru mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan bagi orang lain. Kemampuan akademis harus ditunjang oleh lifeskill yang mumpuni.
Cooking Day and Market Day
Sekolah alam juga mempunyai kelas khusus, kelas esensi yang di dalamnya berisi anak - anak spesial (Anak Berkebutuhan Khusus). Menurut saya, sekolah biasa yang berani menerima murid luar biasa itu berarti sekolah yang berani. Karena penanganan anak - anak spesial berbeda dengan anak pada umumnnya.  Guru mereka juga bukan sembarang guru. Guru mereka guru yang memiliki tingkat kesabaran tinggi dan didukung oleh ilmu psikologi. Setelah mendapatkan terapi rutin dan dinyatakan bisa bercampur baur di kelas reguler mereka pun akan dipindahkan ke kelas reguler. Disini anak - anak reguler diajarkan menghormati sesama, tidak mengejek dan mau berteman dengan anak - anak spesial.

Raport di Sekolah alam jauh berbeda dengan raport yang saya terima ketika saya masih bersekolah dulu. Raport Sekolah Alam terdiri dari raport akademis, raport narasi, raport tahsin dan raport assessment. “Kalau begitu tebal dong?” “ Iya!” Kalau begitu guru – gurunya semakin repot?”  “Tentu!”

Menjadi fasilitator (sebutan untuk guru) di Sekolah alam memang begitu melelahkan. “Mengapa?” Karena saat anak – anak pulang pukul 13.30 Wita, para fasilitator masih harus menunggu pukul 16.00 Wita untuk bisa pulang ke rumah. “ Lho, ngapain aja?” Senin, para fasilitator mengikuti tahsin ( belajar mengaji, termasuk menyetor hapalan surat – surat Al - Quran). Rabu, ada acara liqo (pengkajian agama) bersama murobbi. Kamis, agenda rapat kerja rutin bersama kepala sekolah. Jumat disibukkan dengan kegiatan ekstrakurikuler. Kosong 1 hari di hari selasa dipergunakan untuk membuat modul, weekly (rencana pengajaran 1 minggu), dan worksheet ( soal latihan materi). Uyuh banar ( Banjarmasin : benar – benar capek).

Para fasilitator saja diagendakan kegiatan tahsin dan liqo apatah lagi siswa – siswinya. Kegiatan rutin mereka sebelum memulai pelajaran adalah opening (doa), sholat dhuha, tahfiz (hapalan) dan tahsin. Setelah itu bel istirahat berbunyi dan dilanjutkan dengan belajar materi pelajaran sesuai jadwal. Tak heran jika kelas 3 saja hapalan Al – Qurannya sudah banyak.

Jika di sekolah lain baru menerapkan kurikulum 2013 maka sekolah alam sudah lama memakai metode pelajaran tematik yang tak hanya mengandalkan penyampaian materi secara klasikal di papan tulis. Pelajaran disampaikan melalui games (permainan), video dan benda – benda alam. Belajar KPK dan FPB tak lagi merumitkan. Batu, kerikil, tanah liat dan daun bisa menjadi bahan ajar KPK, FPB dan pelajaran lainnya. Penasaran? Buktikan saja!


Para fasilitator pun sering mendapat pelatihan dari konsultan – konsultan pendidikan. Seperti, Pelatihan Guru Hebat oleh Bapak Suhendi dari Bumi Manusia Consulting. Pelatihan Assesment oleh Ibu Septriana Murdiani, Pelatihan Social Entrepreneur oleh Ibu Tatiek Kancaniati Karimah dari Yayasan Kuntum Indonesia. Pelatihan Al – Haq dari Bapak Syaiful Anwar.

Telah lama alam menghidupi manusia. Namun sebaliknya, kita banyak yang menzolimi alam. Alam sering dirusak demi uang melalui penebangan liar dan penambangan. Mengutip kata – kata Bapak Suhendi, “ Mengapa untuk membangun peradaban baru harus menghancurkan peradaban lama?”

Saat alam marah, kita justru balik mengumpat alam karena bencana yang pada dasaranya disebabkan oleh tamaknya manusia. Andai alam dapat berbicara dan menyampaikan keluhannya melalui laporan ke pengadilan sudah pasti manusia serakah yang mengorbankan kelestarian lingkungan akan menjadi terdakwa.

Di sekolah alam, alam dijadikan sahabat. Anak – anak dibekali kecintaan terhadap alam. Pelajaran Green Lab menjadi sarana mengajarkan mereka menanam dan sedekah pohon sebagai amal jariyah yang pahalanya tidak akan terputus meski penanamnya telah tiada. 


Tidak mengherankan bila Sekolah Alam dikelilingi pepohonan yang hijau, asri dan sejuk. Bahkan tanaman langka khas Kalimantan, yakni anggrek hitam berhasil dikembangbiakkan oleh penanggung jawab Green Lab, Pak Herry. 


Pelajaran Outbound juga berperan dalam rangka menyehatkan jasmani dan langkah terapi anak mengatasi ketakutan. Mereka ditangani oleh Pak Tatang dan Pak Arif sebagai fasilitator outbond. Apakah mereka tertinggal materi teknologi? Tentu saja tidak, karena mereka juga mendapat pelajaran TIK.
Bagaimana dengan kegiatan belajar – mengajar di Sekolah Alam? Banyak jalan menuju ke Roma (slogan penyemangat yang sering saya dengar meski saya bingung karena saya sendiri belum pernah ke Roma) seperti itulah cara belajar di Sekolah alam. Belajar tidak melulu di dalam kelas. Belajar bisa dilakukan di luar kelas, di bawah pohon, di padang rumput bahkan outing ke suatu tempat yang sesuai dengan tema pelajaran per kelas, misalnya ke pasar, pantai, industri kerajinan dan lain - lain.
Outing ke Pasar Inpres Kebun Sayur 

KBM di Outdoor

Untuk urusan jajan, mereka "dipagari" oleh pihak sekolah. Di kantin hanya tersedia makanan sehat, NO MSG and NO Nantrium Siklamat/Aspartam (pemanis buatan, seperti nasi goreng dan jeli. yang dibuat sendiri oleh bidang kemandirian sekolah. Tidak ada penjual makanan selain kantin sekolah. Pihak sekolah menganjurkan teman - teman untuk membawa bekal dari rumah. Sedangkan untuk makan siang disediakan oleh tim dapur sekolah yang lagi - lagi No MSG and NO Na - siklamat/Aspartam.

Dengan menciptakan suasana sekolah yang menyenangkan tentu membuat para siswa tidak merasa jenuh, mengantuk, bosan, tidak tertekan fikiran dan perasaannya dan dapat memahami pelajaran lebih mudah. Dan yang tak kalah penting dapat menumbuhkan perilaku terpuji dalam diri anak baik terhadap guru, orang tua, teman bahkan sesama makhluk hidup lainnya. Sekolah impian adalah sekolah yang bukan seperti penjara, mengurung dan mematikan masa anak - anak mereka, mengembalikan generasi bangsa ke fitrahnya sebagai pemimpin di muka bumi dengan akidah, akhlak, karakter dan nilai akademis yang selaras, serasi dan seimbang serta tidak menyakiti alam (termasuk perilaku membuang sampah di sembarang tempat). Itulah Sekolah Menyenangkan, Sekolah Impian.

Opini Siswa Tentang Sekolah Impian:
Kelas I : Fiqri
Sekolah impian itu sekolah yang ada outboundnya dan gurunya suka senyum.

Kelas II : Fidah
Sekolah impian itu yang gurunya baik, belajarnya boleh sambil bermain dan pemandangannya indah.

Kelas III : Aisyah
Sekolah impian itu ada permainannya, boleh mandi hujan karena bawa baju ganti setiap hari, ada outbondnya dan banyak pohon.

Kelas IV : Jihad
Sekolah impian itu yang gurunya baik, tidak sering marah – marah dan temannya baik.

Kelas V : Zalfa
Sekolah impian itu yang sekolahnya luas, bisa berkebun, outbond dan ada outingnya.   

Kelas Vi : Aqib
Sekolah impian itu sekolah yang teman dan gurunya baik dan ada pelajaran IT - nya.      

Opini Fasilitator Tentang Sekolah Impian:

Ibu Fitri ( fasilitator kelas 5 Keruing) : Sekolah impian itu sekolah yang dapat menjawab rasa ingin tahu siswa.

Bapak Kholis (fasilitator kelas 4 Gaharu) : Sekolah impian itu sekolah yang memiliki sinergi yang baik antara guru dan murid serta pihak - pihak sekolah lainnya. 
         









0 komentar: