twitter
rss





Jangan tanya apa yang ibuku punya setelah menjadi orangtua tunggal!

Ya, ibu hanya punya aku dan buku - buku warisan mbah kakung.

Kala itu, aku masih duduk di kelas 1 SD, namun ibu sedemikian tega mencecokiku dengan buku - 

buku jadul itu yang masih menggunakan ejaan lama, seperti "yang" ditulis "djang".

Parahnya, ejaan lama itu justru memancingku untuk selalu membuka dan berusaha terus mengerti 

kata per kata hingga membentuk kalimat. 

Tentunya, ibuku tidak lepas tangan. Dengan mengerahkan segala cintanya, ibu membimbingku 

menguasai buku - buku almarhum mbah kakung yang semasa hidupnya mengemban amanat sebagai 

seorang guru. Sayang, aku belum sempat bertemu langsung dengan mbah kakung. Hanya mengenal 

melalui cerita - cerita dari ibu. Ibulah yang "mendekatkan" aku dan mbah kakung secara tersirat 

melalui buku - buku itu.

Kehilangan sosok bapak dan tumbuh sebagai anak yatim tidak lantas membuat ibu malas menuntut 

ilmu. Sebaliknya, ibuku selalu menjadikan buku sebagai teman. Tidak mengherankan kalau selama 

bersekolah ibu selalu menduduki kursi peringkat kelas.

Aku bersyukur terlahir dari rahim ibu. Ibu menularkan kecintaannya pada buku ke aku, anak 

semata wayangnya. Meski ibu seorang diri membesarkanku dengan penuh perjuangan, ibu tetap 

fokus pada pendidikanku. 

Untuk menjamin kelangsungan sekolahku, ibu rela datang ke rumah tetangga setiap hari untuk 

menyucikan pakaian seluruh anggota keluarga itu. Hmm...kalau sekarang lebih keren namanya, yaitu 

Laundry. Kalau dulu mah, sering dipanggil "buruh cuci".

Tapi ibu tetap ibu. Ibu yang tidak mau peduli apa pun sebutan orang untuk dirinya atas pekerjaannya. 

"Yang penting halal", begitu kata ibu.

Meski untuk membeli suatu keperluan saja ibu musti memutar otak, ibu selalu mengulurkan tangann

ya padaku dengan beberapa buku dan majalah.

Bukan seperti anak - anak zaman sekarang yang bukunya beli di toko buku di mall atau via online.

Buku Bekas! Ya, ibu hanya bisa membelikanku buku bekas mengingat keadaan ekonomi yang tidak 

bersahabat untuk dapat membeli buku atau majalah anak baru.

Tapi yang membuatku hingga saat ini banjir air mata adalah ibu selalu punya jadwal pasti membeli 

buku bekas. Artinya, setiap bulan ibu rutin mendatangi kios - kios buku loak. Tanpa membawa aku. 

Bertahun - tahun ibu lakukan hal itu. Hingga tahun 1994 kami tidak lagi bisa bersama tanpa  

komunikasi via apapun. Baru dapat memeluk erat satu dengan yang lainnya setelah 17 tahun 

kemudian. Saat terpisah aku masih anak - anak dan kala bersua lagi aku sudah memiliki anak. Jangan 

tanya salah siapa! Karena tidak ada yang salah. Hanya terkadang tidak selalu yang kita impikan akan 

kita dapatkan meski perjuangan berat telah kita lakukan.

Kegemaranku membaca rupanya telah mendarah daging meski aku tidak lagi tinggal bersama ibu. 

Bagiku, ibuku pahlawanku. Salah satunya Pahlawan Literasi bagiku.

Aku merasa bersalah bila semangat literasi ibu tidak aku turunkan kepada anak - anakku. Lebih luas 

lagi aku memimpikan dapat menularkan virus literasi kepada anak - anak lain.

Dari ibu aku belajar, tidak perlu menjadi orang kaya, berlimpah materi dulu baru mau membelikan 

buku untuk anak - anaknya (buku non pelajaran). 

Dari ibu aku belajar untuk tidak menyerah begitu saja pada keadaan. Kekurangmampuan dari segi 

ekonomi jangan dijadikan alasan menjauh dari buku. Tidak mampu membeli berarti mau menulis 

isinya, agar selalu ingat. Aku selalu mencatat isi buku - buku bacaan (fiksi dan nonfiksi) yang aku 

pinjam dari teman - temanku semasa di universitas. Bukan tidak mau membelinya, namun "alat 

tempur" yang ku punya hanya mampu untuk modal mencopy buku materi kuliah. 

Ibu, suatu hari aku akan menuliskan kisah kita tentang buku di sebuah buku yang aku tulis sendiri. 

Mohon doa restunya ya, Bu!




Punya cita - cita menjadi ahli tata boga? 

Atau handal di bidang otomotif?

Itu mudah, ada sekolahnya. 

Untuk mewujudkan cita - cita lainnya juga ada sekolahnya.

Tapi, untuk bisa menjadi orangtua yang baik dan benar itu tidak ada sekolahnya. 

Tidak perlu bermuram durja karena ayah dan bunda dapat mempelajari ilmu parenting melalui

berbagai media, salah satunya seminar. 

Nah, Dancow sebagai salah satu produsen susu yang sangat berkonsentrasi pada tumbuh kembang si 


si kecil aktif menyelenggarakan seminar guna memberi panduan ayah dan bunda dalam menemani

proses tumbuh kembang buah hati tercinta! 

Untuk area Balikpapan, diadakan pada Sabtu, 8 Oktober 2016 bertempat di Mahakam Ballroom 3rd

Floor swiss-belHotel (Hotel & Residences). Balikpapan merupakan Kota ke - 6 Road Show Dancow

Parenting Indonesia tahun ini. Acara ini juga bekerjasama dengan Tabloid Nakita.


Mau datang tapi bingung tidak ada yang menjaga si kecil di rumah? Jangan khawatir karena

Dancow telah menyediakan Playground dengan tim pengasuh yang ramah agar ayah dan bunda

bisa fokus menimba ilmu dari para pakar.


Hadir sebagai moderator adalah Shahnaz Haque. "Bunda, DANCOW Parenting Center (DPC) 

memahami tidak ada sekolah untuk orangtua. Inilah yang menjadi dasar diselenggarakannya 

DANCOW Parenting Seminar. Melalui acara ini, DPC  ingin menjadi mitra terpercaya orangtua 

sebagai tempat untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan agar dapat mengoptimalkan tumbuh 

kembang anak dengan memenuhi tiga kebutuhan dasar yaitu Nutrisi, Stimulasi serta Cinta Ayah dan 

Bunda," ungkap Shahnaz di awal acara.  



Tema yang diusung adalah, " Tumbuh Kembang Si Kecil berawal dari Perlindungan yang Optimal". 

Kali ini, Dancow menghadirkan tiga pakar sekaligus dengan tiga bidang keahlian berbeda.


Pembicara pertama adalah Dr.dr Rini Sekartini SpA(K), Staf divisi Tumbuh Kembang - Pediatri 

Sosial Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI - RSCM dan Ketua IDAI Jaya 2014 - 2017. 

Apa sih  pertumbuhan dan  perkembangan itu? Adakah perbedaan diantara keduanya?

"Ayah dan bunda, tumbuh itu bertambah besar sedang perkembangan itu meliputi lima aspek," kata 

dokter yang ramah itu. 

Berbicara tentang pertumbuhan berarti membicarakan tinggi, berat badan dan  lingkar kepala si 

kecil. Sementara perkembangan meliputi kemampuan atensi, memori, psikomotorik, penyelesaian 

masalah dan kemampuan bahasa.

Fase 100 hari pertama Si Kecil perlu mendapat perhatian khusus dari ayah dan bunda. Bagaimana 

caranya? Dengan memberikan nutrisi yang lengkap, memberikan stimulasi yang tepat dan 

memberikan cinta tulus untuk Si Kecil.

Imunisasi dan Posyandu, menurut Dokter Rini Si Kecil musti diimunisasi dan rutin diukur tinggi, 

berat dan lingkar kepalanya ya ayah dan bunda. "Kado terbaik bagi Si Kecil setiap ulang tahunnya 

adalah dengan mengukur tinggi, lingkar kepala dan berat badan. Ayah dan Bunda bisa  

membandingkan dengan data setahun yang lalu jadi tahu seberapa besar pertumbuhan Si Kecil," ujar 

Dokter Rini. Tidak perlu repot  beli kado mahal, kan?



Pembicara kedua ialah seorang psikolog dari lembaga psikologi terapan UI, Vera Itabiliana, S. Psi. 

Usia anak adalah usia eksplorasi, termasuk bermain. Saat bermain sebenarnya Si Kecil sedang 

berekplorasi. Bunda Vera menganjurkan agar orangtua tidak terlalu sering berkata "Jangan" pada Si 

Kecil. 

Anak mau bermain hujan? Anak ingin main becek? Anak berniat untuk memegang hewan? Biarkan!

Orangtua mendukung kegiatan eksplorasi Si Kecil berarti mendukung seutuhnya tumbuh kembang 

anak secara optimal. Eksplorasi dengan cara bermain merupakan stimulasi tepat yang ayah dan 

bunda dapat berikan kepada Si Kecil. Baju kotor akibat bermain lumpur atau becek dapat dicuci dan 

bersih kembali tapi masa kecil buah hati tidak akan bisa terulang kembali.


Bunda Vera menghimbau para orangtua agar tidak menggantikan posisinya sebagai orangtua yang 

menemani Si Kecil bermain dengan Si Canggih bernama Gadget. Salah seorang pasien Bunda Vera 

mengeluhkan anaknya yang berusia lima tahun tidak bisa berbicara. Setelah dilakukan observasi oleh 

Bunda Vera dengan bermain puzzle ternyata anak tersebut bisa berbicara, tapi hanya dua kalimat. 

"Great Job dan Try Again". Mengapa demikian? Rupanya waktu anak tersebut lebih banyak bermain

gadget daripada diajak berbicara oleh orangtuanya.

Memang sih, membiarkan Si Kecil bereksplorasi di lapangan itu lebih membutuhkan perjuangan 

bagi orangtua. Terutama berkaitan dengan kotor dan luka atau lecet bagian tubuh Si Kecil, terjatuh 

misalnya. Tapi hasilnya akan sebanding. Sebagai contoh Bunda Vera mengisahkan salah seorang 

pasien anaknya yang duduk di bangku Taman Kanak - Kanak (TK). Anak tersebut setiap memegang 

sesuatu pasti jatuh, meski hanya biskuit.  Setelah diamati Bunda Vera, posisi tangan anak itu selalu 

datar satu arah, tidak luwes. Hmmm...seperti tangan robot mainan Si Kecil.  Usut punya usut, 

rupanya di rumah orangtuanya selalu memakaikan sarung  tangan agar tidak kotor dengan dalih si 

anak tidak mudah sakit.


Awalnya saya juga begitu. Aturan ketat sempat saya terapkan ke si bungsu, Sheza (1, 9 tahun). 

Sayamelarangnya memegang kucing karena khawatir bulu kucing akan menempel di tangannya dan

terhirup oleh hidungnya. Akhirnya saya menyadari kekeliruan itu ketika melihat empatinya pada

kucing. Dari bereksplorasi bersama kucing timbullah rasa menyanyangi  hewan sebagai sesama

makhluk ciptaan Tuhan. Tentu saja tetap membiasakan Si Kecil  bersih tangan dan diri setelah

bereksplorasi.


Ayah dan bunda, baju kotor akibat bermain lumpur atau becek dapat dicuci dan bersih kembali, 


tangan kotor dapat dicuci dengan air dan sabun, kaki atau tangan lecet bisa diobati  tapi masa kecil 



buah hati tidak akan bisa terulang kembali. Eksplorasi adalah proses belajar Si Kecil. 

Ayah dan Bunda pasti bangga jika Si Kecil tumbuh dan berkembang optimal, kan?

Yuk, dukung eksplorasi Si Kecil!


Ilmu tentang tumbuh kembang anak sudah, psikologi anak sudah, nah sekarang giliran pakar nutrisi

dan tumbuh kembang anak yang membagikan ilmunya untuk ayah dan bunda, Sari Sunda Bulan, 

AMG!

80% Sumber Daya Tahan Tubuh terdapat di saluran pencernaan. Kolonisasi bakteri baik penting 

untuk pematangan sistem daya tahan tubuh di saluran cerna.  Alat pencernaan Si Kecil tidak 

bermasalah membuat Si Kecil tumbuh sehat. Nutrisi diperlukan untuk membantu memberikan 

perlindungan bagi Si Kecil. Dengan nutrisi lengkap dan gizi seimbang, bakteri jahat dapat 

dilumpuhkan oleh bakteri baik dalam sistem cerna.




Dancow Excelutri+ membantu mencukupi kebutuhan nutrisi Si Kecil agar tetap terlindungi saat aktif 

bereksplorasi, sehingga Bunda tidak perlu lagi khawatir membebaskan Si Kecil bereksplorasi seru 

setiap hari. Dancow Excelnutri+ merupakan susu pertumbuhan untuk anak usia 1 - 12 Tahun dengan 

tiga level, yakni  1+, 3+ dan 5+.



Kandungan nutrisi perlindungan Excelnutri+ meliputi Lactobacillus rhamnosus dan Bifidobacterium

longum, serat pangan inulin, vitamin (A, C, dan E), serta mineral selenium dan zink. 

Prebiotik Lactobacillus rhamnosus berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh Si Kecil sementara 

prebiotik Bifidobacterium longum bertugas merangsang pertumbuhan bakteri baik lainnya. Semakin 

banyak jumlah bakteri baik daripada bakteri jahat dalam saluran cerna Si Kecil, maka Si Kecil tidak 

mudah terserang penyakit.


"Ayah dan Bunda tahu apa itu mineral? Mineral itu kandungan dari bebatuan. Mineral berperan 

menyediakan kalsium untuk tulang dan gigi," kata Sari Sunda Bulan.

DANCOW Excelnutri+ juga mengandung Omega 3 (Asam alpha linoleat) dan Omega 6 (Asam 

linoleat dengan minyak ikan.

Nestle DANCOW Excelnutri+ membantu mendukung Si Kecil bereksplorasi dengan pemenuhan 

gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil. 


Pemberian nutrisi erat kaitannya dengan gizi seimbang. Prinsip memberi makan Si Kecil menurut 

Bunda Sari ada empat, yakni : Nutrisi, Jadwal, Porsi dan Menyenangkan. "Anak makan duduk, tidak 

sambil bermain atau berjalan. Waktu makan cukup 10 - 15 menit. Diantara jeda waktu makan pagi 

dengan makan siang dan makan siang dengan makan malam ada snack, sebaiknya berupa buah atau 

roti, jangan aneka gorengan," pesan Bunda Sari.

Sayur, biasanya jadi momok bagi anak - anak. Nah, Bunda Sari memberi tip agar anak suka sayur! 

Ayah dan Bunda musti senang makan sayur. Dengan melihat orangtuanya makan sayur dengan lahap 

Si Kecil lama - kelamaan akan mengikuti. 

"Duh, makan anak saya cuma sedikit, nih!" Nah, seringkan dengar orangtua mengeluh tentang porsi 

makan anaknya!

Kepalkan tangan ayah dan bunda!

Porsi makan berupa karbohidrat seseorang itu berdasarkan besarnya kepalan tangan. Jadi, kalau Si 

Kecil makan nasinya sesuai besarnya kepalan tangannya tidak perlu khawatir. 

Kalau sayur takarannya itu sesuai besarnya telapak tangan.

Ingat! Gunakan Ukuran Si Kecil!


Si Kecil hadir untuk melengkapi cinta ayah dan bunda. Seyognyanya, ayah dan bunda juga 

memberikan cinta bagi Si Kecil. Bukan cinta biasa, bukan cinta buta dan bukan cinta menyesatkan. 

Cinta biasa adalah cinta hanya sebatas pemberian nafkah saja. Cinta buta dan cinta menyesatkan 

adalah dengan meng - dealkan atau meng - iyakan semua keinginan Si Kecil. Ayah dan Bunda belum 

tentu semua permintaan Si Kecil itu baik dan berguna bagi mereka. Belum tentu yang mereka suka 

itu memberikan nilai positif bagi Si Kecil. Berikan yang memang mereka butuhkan bukan 

memberikan apa saja yang mereka suka.


Wah, seru banget Dancow parentingnya! Banyak ilmunya. Nah bagi ayah dan bunda yang belum 

berkesempatan mengikuti seminar parenting DANCOW secara langsung tetap dapat menimba ilmu 

di DPC melalui Website : www.dancow.co.id/dpc, Twitter : @DancowCenter dan Facebook : 



Bunda Sari Bulan juga mengingatkan tentang cara menyiapkan susu agar tidak kehilangan 

nutrisinya. Cuci tangan dahulu, pastikan peralatan juga bersih, tuangkan 170 ml air matang hangat 

45 derajat Celcius ke dalam gelas, masukkan 3 sendok makan DANCOW Excelnutri+, aduk hingga 

larut dan siap diminum. Susu sebaiknya habis dalam jangka waktu maksimal satu jam setelah dibuat. 

Proses penyimpanan yang benar juga perlu diperhatikan. Susu bubuk dalam kemasan hendaknya 

disimpan dengan cara melipatnye beberapa kali lalu dimasukkan ke dalam toples bersih, kering dan 

kedap udara serta dijauhkan dari paparan sinar matahari. Dengan proses penyimpanan dan 

pembuatan yang baik dan benar, nutrisi dalam DANCOW Excelnutri+ tetap terjaga sehingga dapat 

memberikan hasil optimal bagi tumbuh kembang Si Kecil.


Selain memberikan ilmu dan tip - tip memberi perlindungan optimal bagi si buah hati, DANCOW 

dalam seminar ini juga memanjakan ayah dan bunda dengan banyak hadiah  melalui doorprice, sesi 

tanya - jawab, sharing moment dan live chat via Twitter dan Facebook. Hadiahnya? Hmm.. OK 

banget, deh! Ada Frying Pan, Shopping Bag, Angpau dan pastinya Dancow Excelnutri+. Asyik kan 

buat persediaan susu bernutrisi lengkap buat Si Kecil?


Di lain waktu, semoga ayah dan bunda yang belum berkesempatan hadir dapat bergabung, ya! Yang 

sudah pernah tetap boleh kok belajar bersama lagi. 


Sampai jumpa di acara Dancow Parenting Seminar berikutnya..da..da...da...da.....

Salam Nutrisi, Stimulasi dan Cinta dari Dancow. Aku dan Kau Suka Dancow...


Lagi...melipir!

Rencana awal nih, lipat - lipat pakaian sambil dengarkan plus nonton via youtube tema parenting.


Realisasinya...baru beberapa menit berjalannya rencana aawal tergoda melipir ke blogspot.

Apalagi kalau bukan mau ganti template.

Tahukah saya? Tentu tidak

Dari dulu mencoba gatot (gagal total) hasilnya.

Pusing? Ya iyalah!

Nyerah? Lebih tepatnya sih meminta jeda (ngeles.com)


Kali ini pun hampir gagal. Disaat - saat hampir menutup laptot berdoa, meminta bantuan Allah SWT.


Kemarin - kemarin enggak berdoa ya, Neng? xixixi


Apa yang terlihat di monitor? Alhamdulillah berhasil mengganti template hasil download.


Karena belum sreg jadinya gonta - ganti lagi template.

Pesan Moral:
  • Berusaha, Berdoa dan Pasrah
  • Rutin biar enggak cepat lupa, termasuk rutin nge - blog.


Kota Minyak
Sabtu
00.15 Wita

Surat Kabar Harian Tribun Kaltim. Ahad, 06 Maret 2016

Data Buku
Judul : Aku Memang Unik
Penulis dan Ilustrator : Herlina Kartaatmadja
Halaman : 148
Penerbit : BIP ( Bhuana Ilmu Populer)

INFERIORITAS adalah perasaan rendah diri. Sebagai orangtua, tentu menginginkan anaknya tumbuh dengan kepercayaan diri. Bagaimana mengatasi anak yang kepercayaan dalam dirinya masih rendah? Salah satunya melalui buku cerita. Buku yang berjudul “Aku Memang Unik” ini bisa menjadi pilihan orangtua sebagai acuan. Penulis menggunakan tokoh berupa hewan, tumbuhan, bangunan dan manusia.
Pada saat membaca cerita pertama, anak – anak akan diajak bertemu dengan cumi – cumi.  Apa warna tinta cumi – cumi? Tentu jawabannya hitam. Namun, tidak demikian halnya dengan seekor cumi – cumi bernama Kamou. Warna tintanya dapat berubah – ubah sesuai apa yang dimakannya. Hmm... Melihat tinta anaknya berbeda, orangtua Kamou khawatir. Mereka pun membawanya ke ahli terapi. Sayangnya, tintanya tak juga menghitam.
Suatu hari diadakan adu tinta yang kriteria pemenangnya adalah cumi dengan tinta terhitam dan terpekat. Crot..crot...menyemburlah tinta hitam dari banyak peserta. Tiba – tiba..crot...tinta berwarna merah jambu disemprotkan Kamou untuk mengacaukan jalannya pertandingan yang dianggapnya membosankan. Peserta lainnya marah dan mengejar Kamau. Namun, berkat tintanya yang berwarna – warni, Kamou dapat meloloskan diri. Bagaimana caranya? Mengapa pula ia mendapat pujian dari Pak Wali Kota? Dapatkah Kamou membuat orangtuanya bangga meski ia berbeda dengan anak cumi lainnya? Yuk, temukan jawabannya pada cerita Kamou Si Cumi dalam buku ini!
Pada cerita Kucing Merah di Tengah Danau, si kucing memaksakan diri tinggal di rumah di tengah – tengah danau. Ia berkeyakinan lebih mudah untuk menangkap ikan. Lama – kelamaan si kucing merasa tidak nyaman karena sejatinya kucing tidak terlalu suka air. Ia pun membeli boots agar kakinya tak terendam air. Ia juga menyedot air danau hingga kering menggunakan pompa. Apa yang terjadi? Semua ikan justru menggelepar. Si kucing pun mengembalikan air danau seperti semula. Ia memutar otak mencari cara agar bebas dari air. Membuat bendungan, itulah yang dilakukannya. Lantas, apa yang terjadi dengan bendungannya? Mengapa rumahnya berpindah ke pinggir danau? Dari cerita ini, anak – anak sebagai target pembaca dapat memahami bahwa tidak perlu meniru kebiasaan  orang lain untuk bisa hidup bahagia.
Selain kedua cerita tersebut, ada pula cerita Lotu si Teratai Pengeluh, Ketika Matahari Ngambek, Kisah Para Penghuni Out Stad dan Kisah si Biru. Kesemua cerita tersebut ditulis oleh Herlina Kartaatmadja untuk membantu anak selalu percaya diri dengan segala kekurangan dan kelebihannya masing – masing. Seperti dalam cerita Lotu si Teratai Pengeluh. Ia malu hidup di genangan lumpur dan tidak suka dihinggapi kupu – kupu maupun capung. Lotu pun berandai – andai ingin menjadi kaktus yang dianggapnya lebih keren. Brenda – pemiliknya – berusaha menyadarkan Lotu dengan memberitahu semua keistimewaan yang ada dalam dirinya. Menjadi diri sesunguhnya yaitu menjadi berguna bagi orang lain ( halaman 52).
Ilustrasi yang dibuat sendiri oleh penulisnya dalam buku ini penuh warna, ditambah teks yang sedikit tiap halamannnya tentunya disukai oleh anak – anak.  Hadirnya buku ini, diharapkan mampu mengatasi inferoritas dengan memupuk kepercayaan diri anak.

Oleh : Fransiska